Cara Kerja AC dan Bagian-Bagiannya
Di era serba maju sekarang ini,
kita pasti sudah sangat akrab dengan air conditioner. Kehidupan modern,
apalagi di perkotaan hampir tidak bisa lepas dari pemanfaatan teknologi ini.
Namun apakah banyak dari kita yang tahu bagaimana cara kerja ac sehingga bisa
menghasilkan udara yang nyaman (baca: dingin) bagi kehidupan kita?
Udara dingin tersebut sebenarnya merupakan output dari sistem yang terdiri dari beberapa komponen, yaitu; compressor AC, kondensor, orifice tube, evaporator, katup ekspansi, dan evaporator. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai peran masing-masing bagian tersebut:
Jadi, cara kerja AC dapat
dijelaskan sebagai berkut :
|
PENTING:
Penambahan refrigerant atau Freon
AC hanya diperlukan untuk mengganti volume Freon yang hilang akibat
kebocoran. Selama unit AC tidak mengalami kebocoran, Anda tidak akan perlu
untuk mengisi refrigerant/Freon pada saat melakukan service AC.
|
Komponen – Komponen ( Spare Part / Onderdil ) Utama AC Mobil
meliputi :
Kompresor ( compresor )
http://www.flickr.com/photos/26957683@N00/127532191/
Berfungsi memberikan tekanan pada zat pendingin (
refrigerants ) agar bersikulasi pada sistem. Kompresor ada dua jenis yaitu
jenis rotari (gerakan rotor di dalam stator kompresor akan menghisap dan
menekan zat pendingin ) dan torak ( untuk menghisap dan menekan zat pendingin
dilakukan oleh gerakan torak di dalam silinder kompresor ). Agar kinerja
kompresor tidak terlalu membebani mesin dan lebih awet maka dipasangi alat
bernama pressure swicth untuk mengatur secara otomatis jalannya kompresor.
Keuntungan kompresor rotari :
Karena setiap putaran menghasilkan langkah – langkah hisap
dan tekan secara bersamaan, maka momen putar lebih merata akibatnya
getaran/kejutan lebih kecil.
Ukuran dimensinya dapat dibuat lebih kecil & menghemat
tempat.
Kerugian :
Sampai saat ini hanya dipakai untuk sistem AC yang kecil
saja sebab pada volume yang besar, rumah dan rotornya harus besar pula dan
kipas pada rotor tidak cukup kuat menahan gesekan.
Merk kompresor AC mobil yang ada di pasaran Indonesia yang
populer Denso dan Sanden. Harga kompresor ac mobil berkisar Rp. 1 jt hingga 4
jt. Rata – rata harga baru kompresor AC mobil merk Denso untuk Toyota Kijang
Kapsul yaitu Rp. 1,5 jt, Innova Rp. 2 jt, Avanza Rp. 1,9 jt, Isuzu Panther dari
1,6 jt ( panther kapsul ) hingga 2 jt ( panther lama ), Suzuki Carry Futura Rp.
2jt, Daihatsu Zebra 1,9 jt, Xenia ( 1.0 )Rp. 2,1 jt, Terios Rp. 2jt, Mitsubishi
Kuda Rp. 1,7 jt.
Berfungsi mendinginkan atau memperkecil kalor zat pendingin
yang telah diberi tekanan oleh kompresor. Pada saat diberi tekanan kompresor
suhu zat pendingin menjadi panas, setelah melewati kondensor menjadi dingin dan
berubah jadi cair. Merk kondensor di pasaran antara lain Denso, IMT Yaruki,
Paco. Harganya mulai Rp. 400rb hingga 1,5 jt tergantung merk dan jenis
kendaraannya.
Berfungsi menyerap atau mengeringkan uap air sebagai efek
pendinginan zat pendingin dari kondensor. Harga receiver dryer berkisar dari
Rp. 150 rb hingga Rp. 400 rb.
Berfungsi menurunkan tekanan zat pendingin dari kondensor
sebelum masuk ke evaporator, tujuannya agar zat pendingin berfungsi optimal
menyerap panas di sekitar evaporator. Bentuk ekspansi ada yang kotak dan
kapiler. Hati – hati jangan sembarangan gonta – ganti atau mencampur jenis zat
pendingin, sesuaikan dengan spesifikasi AC anda agar sistem terhindar dari
kerusakan mengingat karakter zat pendingin berbeda – beda. Harganya hampir sama
dengan receiver dryer.
Berfungsi mengambil panas zat pendingin agar menjadi lebih
dingin serta merubahnya menjadi gas. Sepintas mirip kondensor cuma evaporator
lebih banyak mengambil panas dibandingkan kondensor. Evaporator diletakkan
dalam dashboard mobil dan dilengkapi motor blower atau kipas peniup untuk
menghembuskan udara dingin ke dalam kabin mobil. Agar udara yang ditiup bersih
maka diperlukan filter untuk menyaring kotoran yang ikut tertiup blower. Harga
evaporator mulai Rp. 500 rb hingga 1 jt. Setelah zat pendingin melewati
evaporator lalu kembali ke kompresor.
Dahulu yang umum dipakai adalah freon jenis R – 12 namun
karena merusak lapisan ozon maka diganti dengan jenis R 134a yang ramah
lingkungan. Namun perlu diketahui AC yang didesain menggunakan zat pendingin R
– 12 tidak boleh begitu saja dicampur atau full diganti R 134a tanpa mengganti
beberapa sparepart sistem AC dan jenis oli kompresor. Hal ini mengingat molekul
R 134a lebih kecil dari R – 12. Kalau anda memaksakan mencampur tanpa mengganti
spare part dan oli kompresor maka dipastikan kompresor macet / rusak serta
sering freon habis karena bocor. Oli kompresor R – 12 adalah ND-OIL6 (mineral
oil) atau ND-OIL7 sedangkan Oli kompresor R134a adalah ND-OIL8 (synthetic oil)
atau ND-OIL9.
Berikut hal – hal yang perlu dilakukan untuk pindah dari R –
12 ke R 134a
Sparepart yang perlu diganti agar sistem R – 12 bisa diganti R134a yaitu : ( http://saft7.com/index.php?p=167 )
Seal / Penyekat/ O-Ring
Pada sistem AC R12, digunakan NBR(Nitrile Butadiene Rubber) sebagai bahan dasar penyekat/seal termasuk O-Ring, Lip-Seal pada kompresor dan selang-selangnya.
Sialnya, NBR ini larut dengan freon R134a karena akan mengembang dan membusa!
Sistem R134a menggunakan RBR (Rubber in Behalf of R134a), jadi bisa dibilang karet sealer khusus R134a.
Secara fisik O-Ring untuk R134a lebih tebal (gemuk) ketimbang R12.
Hose / Selang Tekanan Tinggi dan Rendah
Sampai saat ini selang tekanan tinggi dan rendah menggunakan NBR. Artinya jika tetap digunakan untuk sistem R134a akan menyebabkan freon bocor!
Jadi.. selang harus disesuaikan dengan sistem R134a.
Dryer-Receiver
Sampai sekarang isi dryer-receiver menggunakan Silica-Gel untuk menghilangkan uap air, sehingga untuk R134a dibutuhkan lebih banyak Silica-Gel. Untuk memisahkan air pada R134a digunakan Zeolite untuk menggantikan Silica-Gel.
Sistem Sambungan Pipa/Selang
Sistem penyekatan pada sambungan selang/pipa pun berbeda antara sistem R12 dengan R134a.
Hingga perubahan pada katup/socket pengisian freon pun berubah.
Magnetic Clutch
Tekanan pada suhu tinggi R134a lebih tinggi dari R12, sehingga kompresor butuh tenaga lebih besar untuk mengkompresi freon. Jelas akhirnya butuh model Magnetic Clutch yang berdaya kerja lebih baik dan kuat, selain itu rotor dan bearing pun dibuat spek yang lebih baik dari sistem sebelumnya.
Kalau magnetic clutch tidak disesuaikan… jelas sistem tidak akan bekerja dengan baik.
Condenser
Pada sistem R134a, tekanan pada sisi tekanan tinggi lebih besar ketimbang R12, sehingga terlihat perubahan bentuk pada fin yang dibuat lebih rapat dengan tube yang lebih tipis/ramping agar dapat melepas radiasi panas lebih baik.
Pressure Switch
Dari hal-hal di atas sudah terlihat bahwa tekanan dalam sistem R134a lebih besar dari R12, tentunya Pressure Switch yang dipakai untuk ON/OFF kompresor perlu berubah juga.
Expansion Valve dan Evaporator Pressure Regulator (EPR)
Akibat tekanan yang lebih tinggi maka bukaan klep pada expansion valve dan EPR juga disesuaikan sehingga kapasitas pendinginannya sama dengan R12.
Sparepart yang perlu diganti agar sistem R – 12 bisa diganti R134a yaitu : ( http://saft7.com/index.php?p=167 )
Seal / Penyekat/ O-Ring
Pada sistem AC R12, digunakan NBR(Nitrile Butadiene Rubber) sebagai bahan dasar penyekat/seal termasuk O-Ring, Lip-Seal pada kompresor dan selang-selangnya.
Sialnya, NBR ini larut dengan freon R134a karena akan mengembang dan membusa!
Sistem R134a menggunakan RBR (Rubber in Behalf of R134a), jadi bisa dibilang karet sealer khusus R134a.
Secara fisik O-Ring untuk R134a lebih tebal (gemuk) ketimbang R12.
Hose / Selang Tekanan Tinggi dan Rendah
Sampai saat ini selang tekanan tinggi dan rendah menggunakan NBR. Artinya jika tetap digunakan untuk sistem R134a akan menyebabkan freon bocor!
Jadi.. selang harus disesuaikan dengan sistem R134a.
Dryer-Receiver
Sampai sekarang isi dryer-receiver menggunakan Silica-Gel untuk menghilangkan uap air, sehingga untuk R134a dibutuhkan lebih banyak Silica-Gel. Untuk memisahkan air pada R134a digunakan Zeolite untuk menggantikan Silica-Gel.
Sistem Sambungan Pipa/Selang
Sistem penyekatan pada sambungan selang/pipa pun berbeda antara sistem R12 dengan R134a.
Hingga perubahan pada katup/socket pengisian freon pun berubah.
Magnetic Clutch
Tekanan pada suhu tinggi R134a lebih tinggi dari R12, sehingga kompresor butuh tenaga lebih besar untuk mengkompresi freon. Jelas akhirnya butuh model Magnetic Clutch yang berdaya kerja lebih baik dan kuat, selain itu rotor dan bearing pun dibuat spek yang lebih baik dari sistem sebelumnya.
Kalau magnetic clutch tidak disesuaikan… jelas sistem tidak akan bekerja dengan baik.
Condenser
Pada sistem R134a, tekanan pada sisi tekanan tinggi lebih besar ketimbang R12, sehingga terlihat perubahan bentuk pada fin yang dibuat lebih rapat dengan tube yang lebih tipis/ramping agar dapat melepas radiasi panas lebih baik.
Pressure Switch
Dari hal-hal di atas sudah terlihat bahwa tekanan dalam sistem R134a lebih besar dari R12, tentunya Pressure Switch yang dipakai untuk ON/OFF kompresor perlu berubah juga.
Expansion Valve dan Evaporator Pressure Regulator (EPR)
Akibat tekanan yang lebih tinggi maka bukaan klep pada expansion valve dan EPR juga disesuaikan sehingga kapasitas pendinginannya sama dengan R12.
Untunglah sekarang ada Musi Cool refigerant buatan Pertamina
yang lebih ramah lingkungan dan cocok mnggantikan sistem R – 12 maupun R – 134a
tanpa perlu mngganti sparepart.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar