Berikut tahap-tahap untuk
melakukan perkiraan kebutuhan ukuran kabel listrik mengacu pada IEE Wiring
Regulation lampiran 4.
Asumsi yang digunakan sebagai standard adalah sebagai berikut :
§ Peralatan
arus lebih yang melindungi kabel berupa MCB atau sekering (tidak termasuk
rewirable fuse). Karena re-writeable fuse baru akan putus pada level arus 50%
lebih tinggi dari MCB.
§ Kabel
umumnya menggunakan PVC dengan dua inti konduktor dan pentanahan, dengan rating
temperatur arus maksimum 70 degree celcius.
§ Peralatan proteksi memberikan perlindungan beban lebih,
(tidak hanya perlindungan hubung pendek)
§ Jika kabel diikat bersama-sama, harus memiliki ukuran
yang sama, menghantarkan besar arus yang sama, dan memiliki maksimum temperatur
yang sama. Dalam praktek, jarang ditemukan masalah ketika ketika kabel kabel
tersebut berbeda ukuran atau arus yang dihantarkan, tetapi kabel-kabel tersebut
harus se-tipe, dan dengan temperatur masksimum yang sama.
Sebagai catatan, dalam instalasi rumah tangga, biasanya
menggunakan 2.5 mm2 untuk kabel daya dan 1.5 mm2 untuk intalasi pencahayaan.
Prosedur berikut diperlukan untuk instalasi dengan menggunakan kabel yang cukup
panjang, atau instalasi daya diluar gedung atau penggunaan peralatan yang
membutuhkan arus besar.
Bagan
Prosedur
Yang perlu diperhatikan dalam
prosedur ini adalah melakukan pengecekan, meliputi :
· Syarat
current carrying capacity (Kuat Hantar arus , KHA)
· Syarat
jatuh tegangan
· Syarat
waktu pemutusan.
Jika salah satu persyaratan
diatas tidak terpenuhi, maka diharuskan menggunakan kabel dengan ukuran yang
lebih besar. Jika, persyaratan waktu pemutusan tidak terpenuhi dengan kabel
yang berukuran lebih besar, maka diperlukan proteksi RCD untuk melindungi dari
bahaya gagal pentanahan.
Step 1: menghitung arus nominal
Arus nominal (the nominal current) akan digunakan sebagai dasar
pemilihan rating MCB untuk melindungi system. Rating MCB harus lebih besar dari
arus yang dibutuhkan oleh peralatan yang terhubung. Hitung arus dengan membagi
daya terhadap tegangan yang disediakan. Selanjutnya pilih MCB yang memiliki
rating arus sebisa mungkin lebih tinggi tetapi mendekati hasil perhitungan.
Nilai ini kemudian disebut sebagai arus nominal.
Step
2: memilihn ukuran kaber yang sesuai dengan arus nominal
Untuk melakukan pemilihan
ukuran kabel yang sesuai terhadap arus nominal, mengacu ke table A.1.
Table A.1: Nominal
current-carrying capacity of general-purpose, two-core, PVC-insulated copper
cables at 30 degrees celcius. Source: IEE Wiring Regulations table
4D2A
Enclosed
in a wall mengacu
pada kabel yang tertutup plaster baik secara langsung maupun diproteksi
conduit.
Enclosed
in conduit mengacu
pada kabel yang terlindungi conduit atau ditempel pada permukaan dinding atau
ceiling.
Clipped
to a surface mengacu
pada kabel yang diikat pada jarak tertentu dari permukaan tidak rata seperti
dinding bata atau kaso/balok silang.
Free mengacu pada kabel dalam kondisi dimana kabel benar benar berada di udara bebas. Untuk kabel pada
kabel tray bisa juga dimasukkan dalam kategori ini,
Ada kondisi dimana tidak ada yang sesuai
dengan table A.1. Untuk keadaan seperti ini, harus dipilih ukuran yang paling
mendekati. Sebagai contoh, kabel untuk lighting kadangkala dipasang sebagian
dalam udara bebas, kadang melewati kotak hubung, dan sebagian lagi tertanam
dalam plester. Untuk kondisi seperti ini gunakan asumsi untuk pekerjaan kabel
dalam plester untuk kebutuhan pemilihan kabel.
Step 3: Koreksi terhadap
kondisi temperatur
Dalam pemilihan ukuran kabel sangat perlu memperhatikan
kondisi temperatur.Untuk rating nominal pada tabel A.1 mengasumsikan temperatur
tidak lebih dari 30 derajat celcius. Sedang untuk kondisi temperatur nominal yang lain maka dilakukan
perkalian KHA
(kuat hantar arus) dengan faktor koreksiberdasarkan kondisi temperatur (Tabel A.2).
Tabel A.2. Correction of current carrying
capacity of general purpose PVC cables for ambient temperatures different from
30 degrees celcius. Source: IEE Wiring Regulations table 4C1
Step 4: Koreksi terhadap cara grouping kabel
Arus nominal sebagaimana
ditinjukkan pada tabel A.1 mengasumsikan bahwa masing-masing kabel akan bekerja
seara terpisah, dengan tidak adanya kabel yang bekerja secara berdekatan,
sehingga kabel satu dengan lainnya akan berpengaruh pada kenaikan temperatur
satu dengan lainnya. Tabel A.3 menunjukkan faktor koreksi berhubungan dengan
metode grouping kabel. Sebagai catatan, untuk grouping kabel side by side dan tidak saling bersentuhan, penurunan rating arus cukup
kecil, akan tetapi jika kabel-kabel tersebut diikat menjadi satu, makan
penurunan rating arus akan cukup
signifikan.
Table A.3: Correction
of current carrying capacity for grouping of cables when bunched and clipped,
or clipped side-by-side. Source: IEE Wiring Regulations table 4B1
Step 5:
Koreksi terhadap faktor thermal enclosure
Jika kabel bersentuhan
dengan salah satu sisi insulation termal, kita dapat menyelesaikan perhitungan
sebagaimana dijelaskan pada tahap 2, yaitu dengan memilih arus nominal yang
lebih kecil. Akan tetapi jika kabel seluruhnya bersentuhan dengan material
insulation, maka hal ini kan berpengaruh besar terhadap kemampuan hantar
melewati panas, dan kita harus menurunkan rating
arus ke nilai yang sesuai. Niali koefisien perkalian yang sesuai dapat
diperoleh pada tabel A.4
Catatan, jika kabel melalui lubang yang ketat
baik di dinding maupun di persambungan, maka kondisi ini diasumsikan sebagai
kondisi ‘enclosed in insulating material’
Table A.4: Correction
of current carrying capacity for complete enclosure in thermal insulation.
Source: IEE Wiring Regulations table 52A
Step 6:
check the corrected rating
Jika rating arus setelah
dilakukan koreksi masih lebih tinggi dari arus nominal pada langkah 1, kemudian
kita telah merasa cukup puas untuk nilai `current
carrying capacity’ atau KHA (Kuat Hantar Arus) yang didapat, maka bisa
dilanjutkan ke tahap 7. Jika tidak, ambil nilai ukuran kabel yang lebih besar
dan ulangi lagi dari langkah 3.
Step 7:
Menghitung jatuh tegangan
Jika jatuh tegangan antara instalasi sumber
dengan peralatan listrik tidak lebih dari 4%. Dengan tegangan sistem 230 V,
bebarti jatuh tegangan tidak boleh lebih dari 9.2 V. Jatuh tegangan ini
disebabkan karena penghantar juga memiliki nilai hambatan, meski kecil tetapi
tidak sama dengan nol. Ketika temperatur kabel naik, maka nilai resisitansi
juga ikut naik, dan selanjutnya menyebabkan naiknya nilau jatuh tegangan. Untuk
itu sebagai patokan diambil untuk nilai resistansi pada temperatur 70 derajat
celcius.
Untuk mendapatkan nilai jatuh tegangan, dapat diperoleh
dengan mengalikan arus peralatan dengan resistansi kabel. Untuk mendapatkan
nilai resistansi kabel, kita kalikan panjang kabel terhadap nilai yang ditunjukan
pada tabel A.5.
Table A.5: Resistance
per metre of two-core cable, at 70 degress celcius. Figures are given for the
two power cores (for voltage drop and short-circuit current calculations), the
power and earth cores (for disconnection time calculations), and the earth
alone (for shock voltage calculations). Source: IEE Wiring
Regulations table 4D2B
Catatan : Arus nominal yang digunakan untuk bisa bekerja
dalam kondisi jatuh tegangan, adalah arus yang kita rencanakan untuk dapat
mengalir dalam kondisi normal.
3.1.8 Step 8: Melakukan pengecekan besar tegangan jatuh
Jika jatuh tegangan hasil perhitungan dalam
langkah 7 kurang dari 9.2 volt, pemilikan kabel sudah aman. Jika tidak, perlu
ukuran kabel yang lebih tinggi dan ulangi langkah 7.
3.2 Step 9: Mengecek waktu pemutusan dan atau tegangan
kejut
Jika cirkuit terlindungi oleh RCD (earth-fault
device) tidak perlu melakukan langkah ke 9 ini.
Waktu pemutusan (disconnection time) tergantung pada circuit
dimana kabel tersebut digunakan. Jika ditempatkan pada tempat beresiko tinggi
(kamar mandi, taman), waktu pemutusan harus tidak boleh lebih dari 0.4 detik.
Jika beresiko menengah, tegangan kejut harus kurang dari 50 V atau putus dalam
waktu 0.4 s. Jika pada tempat beresiko rendah (peralatan fixed) waktu pemutusan
harus kurang dari 5 s.
Tegangan kejut dihitung dengan mengalikan tahanan
penghantar pentanahan sepanjang kabel dengan
arus yang akan memutus peralatan proteksi dalam waktu 5 detik. (Tabel A.7)
Table A.7: `worst
case’ currents that will cause a protective device to trip in 5 seconds.
Source: MEM Ltd., product information. By worst-case is meant the smallest
current that will trip 95% of devices. Note that the MCB figures are identical
to those for 0.4 second tripping
Waktu pemutusan dicek dengan mendpatkan arus
yang akan memutus peralatan dalam waktu yang ditentukan ( 0.4 atau 5 detik),
dan menentukan arus yang mana yang mengalir saat gangguan pentanahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar